Sukabumi, Fokuskepri.com – Sekian lama Kampung Cianggrek adalah sebuah kampung tertinggal yang bertahun-tahun sejak indonesia merdeka tidak memiliki akses jalan. Kampung tersebut berada di tengah-tengah kawasan hutan yang dikelola Perhutani. Kini di desa tersebut telah dibuka akses jalan oleh tim relawan Habib Mulki, Minggu (10/12/2023).
Jalan yang semula hanya bisa di lalui dengan sepeda motor dengan biaya Rp 200.000 menuju Desa Langkap Jaya atau Desa Cibuntu, sekarang Jalan tersebut dibuka aksesnya dengan rabat beton sepanjang 540 meter, melalui bantuan Tim Relawan Habib Mulki dengan swadaya masyarakat. Padahal senenarnya akses jalan Kedusunan Cianggrek Desa Mekarasih, seharusnya sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah Pemkab dan Dinas Terkait.
Warga mengatakan, selama ini sedikitnya enam orang meninggal dunia seperti wanita hamil dan orang sakit saat di perjalanan menuju ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi I DPRD Sukabumi Minta Pendampingan Hukum Harus Prosedural
Karena itulah warga sangat terdorong bergotong royong membuka akaes jalan dari isolasi selama ini. Di Kampung Cianggrek Desa Mekar Asih Kecamatan Simpenan, Tim Relawan Habib Mulki bersama GEMA PS (Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial) memperjuangkan lahan hutan yang selama ini dikelola Perhutani.
“Kami di sini bergotong royong bersama warga masyarakat kedusunan Cianggrek Desa Mekarasih, kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, untuk membuka akses jalan agar bisa dilalui masyarakat, baik untuk aksetabilitas warga maupun urusan lainnya, dan juga karna di sini tidak ada Pustu atau pengobatan lainnya. Jadi warga yang memerlukan pengobatan harus melalui menempuh jalan kilo meteran. Sudah enam orang meninggal di perjalanan saat akan ke RS, orang sakit, dan ibu hamil,” ujar Bang Jho, sapaan akrab salah seorang warga Cianggrek.
Adapun lahàn yang terletak di Desa Langkap Jaya 800 hektar, menuju Lengkong, Desa Cibuntu 650 hektar menuju Palabuanratu, sudah difalisilitasi dan validasi FASVAL oleh KLHK, CDK, Perhutani dan Gema Ps bersama relawan Habib Mulki.
Baca Juga: Dihibahkan untuk Majelis Taklim, Malah Dibangun Kontrakan, ahli waris Minta Lahannya Dikosongkan
“Desa sebelah utara dari Kampung Cianggrek yaitu Desa Mekarjaya Warung Kiara telah difasilitasi dan palidasi PASPAL seluas 230 hektar. Sedangkan Desa Mekar Asih sendiri sedang diajukan lahannya seluas 1600 hektar untuk masyarakat dengan hak pakai 35 tahun.
Dengan demikian, Cianggrek yang semula kampung terisolir, akan menjadi Simpang tiga kecamatan, Simpenan, Lengkong dan Warung Kiara.
“Yang semula terisolir, karena berada di tengah hutan yang dikelola Perhutani, sekarang menjadi ribuan hektar kawasan Perhutanan Sosial yang dikelola masyarakat. Itu akan jadi Pusat Agro Porestry dengan konsep pertanian terpadu, dengan peternakan yang akan dijadikan Pusat Pertumbuhan Ekonomi baru di Sukabumi,” ujar Habib Mulki saat dihubungi wartawan. (Os)